Judul Buku : The Boneshaker
Ditulis Oleh : Kate Milford
Ilustrasi Oleh : Andre Offermann
Penerjemah : Khairi Rumantati
Sinopsis Buku :
Natalie cewek aneh.
Eh, bukan aneh. Dia Cuma punya hobi yang
lain ketimbang
cewek sebayanya. Dia tidak suka main boneka, tetapi lebih tertarik pada mesin.
Lebih tepatnya, dia menyukai sistem kerja mesin dengan roda penggerak. Aneh,
kan?
Makanya, dia tertarik untuk menaklukkan sebuah sepeda aneh bernama
“Boneshaker”. Sialnya, mengendarai sepeda yang satu inilebih sulit ketimbang
menunggangi kuda liar. Selain itu, kota tempat tinggal Natalie kedatangan
sebuah rombongan karnaval. Cewek yang penuh rasa ingin tahu ini mencium ada
yang tidak beres dengan karnaval itu.
Inilah novel mencekam dengan tokoh tak terlupakan, Natalie Minks, seorang
cewek berumur tiga belas tahun yang cerdas dan pemberani. Rasa ingin tahunya
mendorong dia menyelidikan sebuah misteri yang berujung pada tersingkapnya
sebuah kenyataan mengerikan.
The Boneshaker adalah sebuah novel yang asyik dibaca dan bikin penasaran
tentang cinta, keluarga, dan keberanian menghadapi kekuatan jahat demi
kepentingan orang banyak.
Unsur Intrinsik Novel:
1. Tema: keberanian
2. Latar Tempat:
a. Kota
Arnane, merupakan kotamyang ditinggali oleh keluarga Minks
b. Desa
Lama, julukan kota kecil yang terletak di persimpangan jalan dekat dengan kota
Arcane
c. Rumah
keluarga Minks
d. Bengkel
Ted Minks
e. Karnaval(yang
sebenarnya adalah Pekan Raya Nostrum dan Pameran Teknologi Pengobatan Dr.
Limberleg)
3. Alur: alur campuran
4. Amanat: Kita harus berani menegakan
kebenaran dan memberantas kejahatan, selalu berpikir optimis, dan belajar dari
kesalahan
5. Gaya Bahasa:
1. Majas
koreksio
2. Majas
personifikasi
3. Majas
metafora
6. Sudut Pandang:Orang ketiga
7. Penokohan:
a. Natalie
Minks penokohannya cerdas, pemberani, baik, pantang menyerah, penuh rasa ingin
tahu
b. Ted
Minks (ayah Natalie) penokohannya cerdas, baik, penyayang, kikuk,
c. Annie
Minks (ibu Natalie)penokohannya baik, penyayang, pintar masak
d. George
Sills penokohannya mudah iri hati, penakut, sering berselisih dengan Natalie,
mudah tersinggung
e. Tom
Guyot penokohannya orang tua yang baik hati, sangat beruntung (karena dia
pernah menjadi budak di perkebunan dan melarikan diri, dan dia pernah menjadi
prajurit di Perang Antara Negara Bagian dan dia selamat), yang pandai memainkan
gitar sambil berbahagia
f. Jake
Limberleg penokohannya ramah, cerdas, pemilik karnaval
A.
PENGERTIAN NOVEL
Novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta menonjolkan
watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel dimulai dari
peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh tokoh cerita, yang
kelak mengubah nasib kehidupannya. Misalnya, novel Pada Sebuah Kapal,
karya Nh. Dini, dimulai ketika sang tokoh berusia tiga belas tahun, saat
ayahnya meninggal.
Berbeda dengan cerita pendek, yang umumnya berkisah tentang perilaku
sesaat sang tokoh ketika ia menghadapi suatu peristiwa atau kejadian pada
suatu ketika.
B. PERBEDAAN CERPEN DAN NOVEL
BERDASARKAN UNSUR-UNSURNYA
Perbedaan
Cerpen dan Novel Meski sama-sama merupakan karya sastra fiksi, cerpen dan novel
memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada spesifikasi
setiap unsur cerita di dalamnya. Perbedaan cerpen dan novel antara lain
terletak pada alur, tema, penokohan, latar, perwatakan, dan konflik.
1.
Perbedaan Alur Perbedaan cerpen dan novel yang paling utama terletak pada alur
ceritanya. Alur cerita cerpen umumnya sangat sederhana dengan gerak yang sempit
dan terbatas. Sementara alur cerita novel cenderung rumit dan sangat dinamis
dengan ruang yang tak terbatas. Inilah yang menyebabkan kenapa cerpen memiliki
jumlah kata yang jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah kata novel.
2.
Perbedaan Penokohan Cerpen dan novel juga berbeda dari segi jumlah tokoh yang
muncul di dalamnya. Dengan alur yang singkat dan sederhana, tokoh yang muncul
dalam cerpen umumnya hanya beberapa saja. Sementara dengan alur yang rumit,
jumlah tokoh yang muncul pada cerpen umumnya lebih banyak dengan karakter dan
perwatakan yang beraneka ragam.
3.
Perbedaan Latar Perbedaan cerpen dan novel juga terletak pada latar ceritanya.
Latar cerita dalam cerpen umumnya sangat sempit dan terbatas, dengan jumlah
tidak lebih dari 10. Sementara latar cerita dalam sebuah novel umumnya sangat
banyak dengan jangkauan geografis yang luas.
4.
Perbedaan Tema Tema yang diangkat dalam cerpen dan novel juga berbeda. Tema
yang diangkat cerpen umumnya adalah masalah-masalah yang sederhana sehingga
alurnya mudah ditebak. Sementara tema yang diangkat dalam novel bisa lebih
kompleks dan rumit. Perbedaan Barang dan Jasa
5.
Perbedaan Perwatakan Setiap perwatakan yang diangkat dalam cerita pendek
umumnya diungkap secara jelas, singkat, dan langsung terarah. Sementara
perwatakan yang diangkat dalam novel umumnya diungkap secara perlahan, sedikit
demi sedikit pada setiap bagian cerita. Inilah mengapa novel umumnya lebih
digemari oleh orang dewasa yang sudah memiliki wawasan luas, sementara cerpen
lebih diperuntukan bagi remaja dan anak-anak.
6.
Perbedaan Konflik Cerpen umumnya hanya menelurkan satu konflik saja dengan satu
titik klimaks. Sementara novel bisa menelurkan banyak konflik dengan beberapa
klimaks. Inilah yang membuat novel umumnya lebih disukai karena lebih asik
dibaca sehingga pembacanya bisa larut ke dalam setiap konflik yang disajikan.
Nah, itulah beberapa perbedaan cerpen dan novel yang dapat kami jelaskan.
Ternyata, setiap unsur yang terdapat dalam cerpen dan novel meski keduanya
sama, tapi ternyata keduanya memiliki spesifikasi yang berbeda.
C. UNSUR INRINSIK DAN EKTRINSIK
NOVEL
1.
Unsur Intrinsik Novel
a. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami
peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita
(Sudjiman,1990:79).
b.
Perwatakan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh (Sudjiman,
1990:79). c. Alur/plot adalah jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk
mencapai efek tertentu.
d.
Sudut pandang adalah posisi pencerita dalam membawa kisahan, boleh jadi ia
tokoh dalam ceritanya (pencerita akuan),boleh jadi pula berada di luarnya
(pencerita diaan).
e.
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada
pembaca/penonton/pendengar.
f.
Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya
lakuan dalam karya sastra.
g.
Gaya bahasa adalah cara pengarang mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang
digunakannya.
2.
Unsur Ekstrinsik Novel
Merupakan
unsur dari luar yang turut mempengaruhi terciptanya karya sastra. Unsur
ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan masyarakat saat karya itu
dibuat, serta sejarah perkembangan karya sastra. Melalui sebuah karya novel
kita kadang secara jelas dapat memperoleh sedikit gambaran tentang biografi
pengarangnya. Melalui sebuah novel kita pun dapat memperoleh gambaran tentang
budaya dan keadaan masyarakat tertentu saat karya itu dibuat. Nilai-nilai dalam
karya sastra dapat ditemukan melalui unsur ekstrinsik ini. Seringkali dari tema
yang sama didapat nilai yang berbeda, tergantung pada unsur ekstrinsik yang
menonjol. Misalnya, dua novel sama-sama bertemakan cinta, namun kedua novel
menawarkan nilai yang berbeda karena ditulis oleh dua pengarang yang berbeda
dalam memandang dan menyingkap cinta, latar belakang pengarang yang berbeda,
situasi sosial yang berbeda, dan sebagainya. Nilai-nilai yang terkandung
a.
Nilai social masyarakat, sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum
(menolong, menderma, dan lain-lain).
b.
Nilai budaya Nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit
diubah.
c.
Nilai ekonomi Nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan dan asas-asas produksi, distribusi,
pemakaian barang, dan kekayaan (keuangan, tenaga, waktu, industri, dan
perdagangan).
d.
Nilai filsafat, hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
e.
Nilai politik, Nilai yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun
abnormal dan pengaruhnya pada perilaku.
D. PERBEDAAN ANTARA
NOVEL INDONESIA DENGAN TERJEMAHAN
Novel
Indonesia
Beberapa
nama penulis novel (novelis) lokal begitu menggaung di telinga pembaca, salah
satu nama novelis populer adalah Raditya Dika. Perbedaan antara novel indonesia
dengan novel terjemahan terletak jelas dari nama pengarang. Novel Indonesia
ditulis oleh novelis lokal yang sejak semula menggunakan bahasa
melayu/Indonesia dalam penyampaian cerita.
Gaya
bahasa yang disampaikan merupakan ciri khas penulis tanpa ada campur tangan
dari orang lain. Novel lokal menceritakan segala sesuatu yang ada di sekitar
masyarakat Indonesia, entah tema cinta, politik, budaya dan sebagainya.
Perbedaan novel indonesia dengan novel terjemahan tampak jelas dari unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik.
Penokohan
dalam novel Indonesia lebih bercita rasa lokal, contohnya tokoh utama bernama
Budi, Hendri atau Rosita. Watak karakter yang diceritakan terkadang berdasarkan
kondisi masyarakat sekitar, begitu pula dalam penyampaian amanat. Novelis
Indonesia lebih banyak membuat tema atau latar belakang yang sudah mendarah
daging atau lagi nge-tren. Salah satu unsur yang paling terlihat jelas adalah
gaya bahasa.
Novel
Terjemahan
Berbeda
dari novel lokal, beberapa novel luar negeri yang masuk ke pasar Indonesia
mengalami proses penerjemahan terlebih dahulu. Novel berbahasa Inggris, Jepang,
Korea dan sebagainya akan melewati proses penerjemahan bahasa asli ke bahasa
melayu. Langkah itu ditempuh agar pembaca dapat membaca dan mengerti tanpa perlu
membuka kamus.
Banyak
pembaca memilih novel terjemahan karena lebih gampang dibaca dan dimengerti,
mereka ingin menangkap isi cerita tanpa harus membuka kamus atau menguasai
bahasa tertentu. Novel terjemahan dipublikasikan oleh penerbit lokal tertentu,
jadi tak semua novel yang ada di luar negeri mengikuti proses penerjemahan.
Penerbit
lokal umumnya lebih memilih novel terpopuler atau lagi nge-tren di pasaran luar
negeri untuk penerbitan ulang demi pasar Indonesia. Unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel terjemahan tentu berbeda, baik dari segi latar belakang,
penokohan, tema, alur cerita dan yang paling utama adalah gaya bahasa,
mengalami sedikit perubahan dari penulis aslinya.
Kesimpulan Apa Perbedaan Antara Novel Indonesia Dengan
Terjemahan
Bagaimana
mengetahui perbedaan novel indonesia dengan novel terjemahan? Itu tampak jelas
dari nama pengarang/penulis, judul serta unsur-unsur di dalamnya. Bila membaca
tulisan yang tertera di dalamnya, penyampaian cerita atau gaya bahasa jelas
berbeda secara keseluruhan.
E. CARA MENGIDENTIFIKASI TOKOH
DALAM NOVEL
Novel adalah
cerita atau prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang-orang sekelilingnya, dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku.
Unsur-unsur
intrinsik novel antara lain karakter, tema, latar, alur dan amanat. Karakter
(perwatakan atau pertokohan) adalah pelukisan mengenai tokoh
cerita baik keadaan lahir batinnya, pandangan hidupnya, sikapnya dan
sebagainya.
Ada beberapa
cara mengenali karakter tokoh dalam novel, antara lain:
·
Melalui perbuatan atau
tindakan-tindakannya
·
Melalui ucapan-ucapannya
·
Melalui penggambaran fisiknya,
misalnya cara berpakaian, bentuk tubuhnya dan sebagainya
·
Melalui pemikirannya
·
Melalui penjelasan langsung oleh si
pengarang
Kedudukan
atau karakter tokoh dalam novel ada beberapa macam, antara lain:
1.
Protagonis atau tokoh utama
Tokoh yang menjadi sentral atau pusat penceritaan dan bertugas sebagai penggerak cerita.
Tokoh yang menjadi sentral atau pusat penceritaan dan bertugas sebagai penggerak cerita.
2.
Antagonis atau tokoh lawan
Tokoh yang bertugas menghalangi sesuatu yang berkaitan dengan tokoh protagonis.
Tokoh yang bertugas menghalangi sesuatu yang berkaitan dengan tokoh protagonis.
3.
Pendukung cerita
Tokoh yang kehadirannya tidak begitu penting tetapi tidak dapat diabaikan sebagai pendukung cerita.
Tokoh yang kehadirannya tidak begitu penting tetapi tidak dapat diabaikan sebagai pendukung cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar